Aku merindu pada pandang tak berbatas
pada langit yang tanpa cela
dan pada redup sang senja..
Aku memuja ia yang hampa
Ia yang aku tak tau siapa
pada ia yang sempurna rupa
namun hampa
Aku menekur jejak tanpa tuan
jalan sang angan
menemu ia yang disana
yang hampa
Siapakah ia?
Iakah pengeruh tanpa rupa?
Pengacau yang entah siapa..
Lalu apa?
Ia, hampa tanpa cela
Ia, hampa yang sempurna
tanpa tahu dimana..
(juni, 15, 07.. Kamar kos)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
ternyata
BalasHapusdi lepas malam yang terhimpit pagi
tamaram tanpa purnama aku sendiri
membelalakkan mata ini
dingin nya angin menerkam tulang yang tak belulang
gelapnya cahaya menenggelamkan terang
namun aku coba mengerakkan jari dalam remang2
sungguh kata yang indah
menuangkan serpihan hatimu yang merekah
merekahnya sampai tak tahu arah
(he..3x.maaf..penafsiranku kayaknya gitu)
sejenak aku teringat sebuah kisah terkenal
kisah klasik islam pencarian yang berkerakal
kisah ibrahim mencati Tuhan Yang tersumbat tebal
hampa
adalah kata yang tak bisa ditolak
ketika akal tak mampu berbicara dengan galak
bulan, matahari, ternyata bukan Tuhan yang kekal
tercerahkan
adalah keadaan kemudian
terhembus dalam qolbu sang ibrahim yang terdiam
Tuhan yang berakar
memberikan hidayah yang sebenarnya benar
dan ibrahimpun menemukan apa yang tersirat kasar.
ternyata
pencarian2 misteri hidup begitu luas
serpihan2 diri sebagian kecil trjawab dengan lugas
serpihan2 dari sebagian besar ta' terjawab ternyata oh ternyata amatlah luas
ini lah misteri ilahi
yang sejenak menindih
namun ketika mata hati di telanjangi
jiwa sadar akan saatnya tiba pasti pertanyaan kan terkuak.
seperti apa?
dimana?
semua pasti kan terjawab
oleh "SANG WAKTU".
itu saja.
salam kenal. saya roni asal jember tapi sekarang lagi kuliah di jogja.
yang semangat ya....!